Makna Keluarga Bagi Anak

 makna keluarga bagi anak

 

Sharing Session kali ini Harum menggandeng Pondok Parenting Harum dengan tema yang unik karena mengakomodir suara hati anak. Jika biasanya sharing tentang parenting kali ini kolaborasi antara Harum dan Pondok Parenting ingin mengajak pemirsa memahami sisi lain dari hal-hal yang ada di dalam persepsi dan benak anak-anak perihal keberadaan keluarga.

Sebagian dari kita memahami tentang keluarga sebagai orang-orang yang tinggal satu rumah yang terdiri dari ayah, ibu, anak, dan yang lain.

Nah, dalam istilah bahasa Inggris ada kata “house” dan “home” yang memiliki pengertian dan fungsi yang berbeda. “House” lebih pada bangunan rumah sedangkan “home” adalah ruh yang ada di dalamnya. Jadi, keluarga berfungsi sebagai ruh yang ada di rumah melalui ikatan orang-orang yang ada di dalamnya.

Pentingnya Peran Setiap Anggota Keluarga

Di dalam sebuah keluarga terdiri dari ayah sebagai kepala keluarga, ada ibu, anak-anak, dan juga asisten rumah tangga. Tidak menutup kemungkinan adalah kakek dan nenek. Semua anggota keluarga tersebut perlu ada ikatan agar membentuk sebuah system yang hidup dan bermakna.

Bagaimana caranya? Yaitu dengan berperan sesuai fungsinya masing-masing. Misalnya, kepala keluarga punya pekerjaan dan penghasilan sehingga bisa memberi nafkah. Sementara itu, tugas anak adalah belajar agar bisa bertumbuh, berkembang dan melanjutkan menggantikan orang tuanya, melanjutkan keturunan. Jadi kalau orang tuanya meninggal keturunannnya masih ada.

Nah, fungsi keluarga ini sangat penting dalam proses tumbuh kembang anak, tidak hanya dari segi jasmani atau yang bersifat materi tapi juga yang berkaitan dengan kondisi psikologis anak. Keluarga dapat memberikan perlindungan dan kasih sayang melalui proses saling memberi dan menerima. Seperti saling memberikan kasih sayang antar anggota keluarga.

Jadi, fungsi keluarga tidak sekedar sebagai ‘house’ tapi juga home sehingga rumah menjadi tujuan pulang setiap anggota keluarga. Menjadi tempat yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan psikis.

Pemahaman Anak tentang Arti Keluarga

Sebagai orang dewasa yang juga pernah mengakami masa ‘anak-anak’ seharusnya kita (sebagai orang tua) bisa memahami bagaimana anak-anak memaknai keluarga. Jadi, anak-anak dan orang dewasa memiliki pamahaman yang berbeda tentang keluarga karena proses tumbuh kembang otak nalar yang belum berfungsi optimal.

Anak-anak cenderung mengartikan keluarga sebagai tempat berlabuh. Saat anak merasa tidak nyaman dengan teman bermainnya, mereka cenderung ingin keluarganya memberikan ketenangan dan menjadi tempat berlabuh. Bukan malah menyalahkan sesuai dengan persepsi orang dewasa (orang tua).

Oleh karenanya keluarga seharusnya menjadi tempat yang nyaman untuk anak-anak sehingga kondisi psikis dan psikologis mereka bisa sehat. Hal ini akan berdampak pada daya tahan tubuhnya. Jika mentalnya normal maka tubuhnya kuat dan berkemauan besar melejitkan potensi dirinya.

Keluarga yang Gaduh Bukan Berarti Tidak Menjalankan Fungsinya

makna keluarga bagi anak 2

Pernahkah Ayah Bunda berpikir jika keluarga yang kelihatannya adem dan tidak ada pertengkaran adalah keluarga yang sudah menjalankan fungsinya?

Belum tentu juga, karena keluarga yang sehat dan telah menjalankan fungsinya sebagai “home” adalah yang didalamnya terdapat proses yang sifatnya selalu menuju ke arah yang lebih baik.

Misalnya saja ada sebuah pertengkaran antar anak di sebuah keluarga. Apakah bisa dikatakan menuju kebaikan?

Bisa jadi karena anak-anak bisa belajar tentang perbedaan pendapat dan cara menyikapinya. Melalui perselisihan setiap anggota keluarga bisa belajar cara menghargai pendapat dan mendapatkan pelajaran yang lain.

Oleh karenanya saya justru merasa senang kalau ada keluarga yang menceritakan bahwa anaknya berebut mainan misalnya. Hal itu wajar dan memang harus terjadi sehingga pada proses berebut mainan itu anak-anak belajar untuk mempertahankan hak miliknya. Anak-anak juga belajar cara berbagi dengan saudaranya. Jadi ada proses-proses pembelajarannya.

Itulah keluarga dan dinamikanya yang dapat memberikan makna positif kepada anak sekaligus menjalankan fungsi keluarga dengan optimal. Anak-anak adalah generasi penerus calon pemimpin masa depan.

Lalu, Bagaimana dengan Anak-anak yang Hidup Tanpa Keluarga?

Bisa dibayangkan gak bagaimana anak-anak yang hidup tanpa keluarga? Entah karena kehilangan atau suatu keadaan yang membuat mereka berpisah dengan orang tuanya.

Tentu akan banyak sekali dampak negatif yang menyebabkan anak-anak ini tidak bisa bertumbuh dan berkembang dengan baik bahkan bisa merusak kondisi mental. Tidak hanya fisik karena kekurangan gizi tapi yang lebih parah adalah mereka tumbuh tanpa kasih sayang, tanpa perhatian, dan tanpa kehangatan. Nah itu semua akan merusak kondisi mental atau kondisi psikologis anak.

Mereka bisa bertumbuh tapi dengan karakter-karakter yang sangat tidak diinginkan. Misalnya menjadi orang dewasa yang tidak peduli, tidak betanggung jawab, dan mungkin karakter-karakter negatif lainnya.

Hingga kita semua sebenarnya perlu memberika perhatian terhadap anak-anak yang bertumbuh tanpa keluarga. Tidak hanya kepada anak-anak yang orang tuanya sudah tiada tetapi juga anak-anak yang mengalami kondisi yatim sosial, yang sebenarnya mereka punya orang tua tapi anak-anak ditelantarkan. Ada yang masih numpang ikut saudara tapi karena saudaranya kondisinya sulit sehingga tidak bisa memberikan perhatian juga.

Oleh karena itu salah satu program kerja di Harum Family Center adalah menjalankan program yang namanya foster care. Adalah program yang dapat menjembatani anak-anak yang tidak memiliki keluarga atau tidak mendapatkan keluarga sebagai tempat berlabuh. Selain agar bisa mendapatkan keluarga pengganti sebagai orang tua asuh juga alternatif bagi anak-anak tersebut.

Dalam hal ini Harum bukan sebagai tempat menampung tapi mencarikan keluarga pengganti sementara. Jadi yang kita lakukan yaitu mencari calon keluarga pengganti yang sifatnya sementara untuk bisa memenuhi kebutuhan anak akan fungsi keluarga yang tidak didapat di keluarga aslinya.

Saya ingin menyampaikan pesan terutama untuk diri saya sendiri. Bahwa sebagai orang dewasa, apalagi yang sudah menjadi orang tua, mau tidak mau – ya ini sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindarkan –  harus bisa berperan untuk memberikan fungsi keluarga sesuai dengan makna dalam persepsi anak.

Walaupun kita sebagai orang dewasa memiliki persepsi sendiri. Tetapi agar keluarga ini bisa dirasakan maknanya oleh anak-anak maka ya itu tadi, mau nggak mau, terpaksa ataupun tidak kita harus bisa berperan agar keluarga bisa berfungsi sesuai dengan cara anak-anak memaknai keluarga.

Bahwa diluar sana, masih banyak anak-anak lain yang belum berkesempatan untuk merasakan fungsi keluarga dan kebermaknaannya bagi kehidupannya. Karenanya izinkan kami mengetuk hati pembaca sekalian untuk bisa turut berpartisipasi bersama kami untuk menjadi bagian dari penolong dan pahlawan bagi anak-anak yang membutuhkan keluarga.

FaLang translation system by Faboba