LKSA Harum Merayakan Kemerdekaan di Tengah Keterbatasan Kondisi

kemerdekaan di harum

Pada zaman dahulu kemerdekaan dirayakan dengan berbagai macam adat dan tradisi. Kemerdekaan merupakan euforia bagi setiap penduduk Indonesia baik dari Sabang hingga Merauke. Berbagai macam perlombaan diadakan disetiap pelosok negeri sebagai salah satu perwujudan rasa bangga dan menyemarakkan momen yang datang setiap satu tahun sekali itu.

Peserta perlombaannya terdiri dari berbagai macam usia, mulai dari anak TK hingga bapak-bapak berumur 35 tahunan dengan tujuan ingin mendapatkan doorprize yang dibagikan panitia. Perlombaan diadakan dengan berbagai macam permainan seperti panjat pinang, balap karung, memasukkan paku dalam botol, dan lainnya.

Beberapa tahun silam, kemerdekaan dapat dirasakan kebersamaan dan keseruannya di setiap daerah masing masing. Namun, tahun 2019 merupakan tahun awal masuknya Covid ke Indonesia dan mengubah seluruh aspek kehidupan sehari-hari.

Akibatnya, suasana kemerdekaan tahun lalu tidak dapat kita laksanakan secara tatap muka, bahkan banyak daerah yang diisolir karena tingginya angka kematian akibat covid. Dampak pandemi ini sangat berpengaruh pada ekonomi warga.

Pedagang kecil banyak yang mengalami krisis dan bangkrut. Bahkan mall besar banyak yang melakukan Pemberhentian Kontrak Kerja atau merumahkan pegawainya dikarenakan kebijakan untuk berdiam diri dirumah. Tidak hanya itu, kegiatan kantor dan pembelajaran pun dilakukan secara daring atau WFH.

Perayaan kemerdekaan sendiri juga terkena dampaknya. Salah satu contohnya yaitu upacara kemerdekaan yang ditiadakan bagi beberapa daerah di Indonesia. Begitu juga dengan perlombaan yang dilarang dan warga hanya diimbau untuk memasang bendera di depan rumah sebagai wujud rasa bangga dan memiliki atas perjuangan pahlawan pada masanya.

Malang merupakan salah satu daerah dengan angka kematian covid yang tinggi di tahun 2020. Setahun telah berjalan dan sampailah di tahun 2021 dengan kondisi yang sedikit membaik dan kota bunga ini mulai pulih dengan sendirinya baik dari segi ekonomi dan penduduknya. Warga mulai terbiasa dengan istilah taat prokes, 5M, dan membatasi mobilitas secara ekstrem demi keselamatan bersama.

Perayaan Kemerdekaan di LKSA Harum

kemerdekaan di harum2

Perayaan kemerdekaan secara virtual juga dilaksanakan oleh salah satu Lembaga Kesejahteraan Anak di Malang yakni LKSA Harum. LKSA ini memiliki sanggar yang membina anak-anak usia SD dan SMA dari keluarga kurang mampu. Nah, salah satu sanggarnya yang terletak di Muharto Gang 5 dan memiliki total anak binaan kurang lebih 20 anak, mengadakan perayaan kemerdekaan dengan mengandalkan telepon genggam. Dengan semangat '45 anak-anak dari Sanggar Muharto mengunggah twibbon ke status whatsapp-nya masing-masing.

Ditengah himpitan ekonomi dan keterbatasan mobilitas akibat pandemi, wajah anak anak tetap terpancar bahagia. Meski hanya merayakan kemerdekaan Republik Indonesia secara daring anak-anak tetap bersemangat. Begitu juga dengan Sanggar Anak Gadang yang juga melakukan hal serupa. Meski perayaan ini tidak seseru perayaan kemerdekaan sebelum pandemi, LKSA Harum tetap mengajak anak-anak merayakan semaksimal mungkin momentum perayaan satu tahun sekali ini.

Berbeda dengan Sanggar Anak Gadang, Sanggar Anak Lowokwaru merayakan kemerdekaan dengan mengadakan lomba sederhana. Lomba dilakukan ala kadarnya dan memanfaatkan barang-barang yang dimiliki anak-anak. Salah satu lomba yang diadakan yaitu lomba makan kerupuk yang dilaksanakan di rumah sendiri-sendiri untuk kemudian videonya dikirimkan ke Kakak Pembina.

Ada juga anak anak dari Ruang Cita-Cita (RCC), yang terdiri dari murid SMP-SMA mengadakan perayaan agustusan dengan mendengarkan talkshow dari salah seorang anak bangsa yang sekolahnya dari SD hingga kuliah mendapat beasiswa. Talkshow yang diadakan via online ini diharapkan bisa memotivasi anak anak RCC agar dapat mununtut ilmu setinggi mungkin tanpa menjadikan keterbatasan sebagai alasan untuk tidak bisa maju.

LKSA Harum, dengan semangat '45 yang membara, ditengah keterbatasan dan keterpurukan kondisi mampu menumbuhkan rasa cinta tanah air meskipun lewat virtual. Kondisi pandemi tidak menjadi penghalang bagi para pendidik untuk mengajarkan rasa optimisme dan semangat mencintai bangsanya.

Media sekecil apapun dapat dimanfaatkan sebagai alat pengajaran para pembina agar ilmu dapat tersampaikan dan rasa mencintai bangsa tidak luntur di tengah zaman. Pentingnya menumbuhkan rasa cinta tanah air disampaikan secara simple dan mudah sehingga anak-anak binaan dapat menerapkannya di keseharian.

Rasa cinta tanah air merupakan komponen dasar yang harus di ajarkan sejak dini kepada generasi penerus agar tidak tergerus oleh moderenisasi yang terus menghantam Indonesia secara besar besaran ini. Sudah seharusnya kita sebagai calon penerus generasi bangsa dapat menghargai dan meneruskan perjuangan para pendahulu.

“Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri” Soekarno pada suatu pidato kebangsaan.

(Penulis: Nadira-Tim Harum)

FaLang translation system by Faboba