Menjalin Komunikasi Efektif dengan Keluarga

Apa yang Anda ingin orang lain lakukan terhadap Anda?

Mendengarkan Anda? Memperhatikan Anda? Mempercayai Anda? Atau Mengerti Anda?

Pertanyaan tersebut mengawali webinar Pelatihan Pengasuhan Positif bagi orang tua asuh dan calon orang tua asuh pada Sabtu (10/10) lalu pukul 15.00 WIB melalui zoom meeting.

komunikasi efektif

Kira-kira apa ya jawaban untuk pertanyaan tersebut? Bisa jadi berbeda-beda ya ^_^

Intinya jika ingin dimengerti orang lain maka belajarlah untuk mengerti mereka. Untuk mengerti orang lain pun kita bisa menggunakan hati, alih-alih pikiran. Sehingga jika ada perbedaan pendapat pun kita tidak harus menilai diri kita yang paling benar.

Webinar ini diadakan oleh Asuh Siaga (Aliansi Pengasuhan Anak Berbasis Keluarga) atas dukungan dari Martin James Foundation dan Kementerian Sosial Republik Indonesia. Sebagai pembicara, Bunda Abyz Wigati, S.Psi dari Pondok Parenting Harum.

Beberapa Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Proses Berkomunikasi

komunikasi efektif 2

Perbedaan pendapat dan pemikiran dengan orang lain adalah wajar. Tidak jarang juga kita menghadapi lawan bicara yang menguras energi karena tidak peduli dengan informasi yang kita sampaikan.

Menurut Bunda Abyz, untuk mempengaruhi orang lain itu harus memperhatikan kata-kata dan bahasa yang kita pergunakan. Tentu saja ditambah gerak dan bahasa tubuh.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses berkomunikasi adalah:

  • Menggunakan bahasa yang dipahami, sesuai fase (usia) anak.
  • Menggunakan mimik gestik yang mendukung (posisi dan kontak mata).
  • Merespon pernyataan atau kejadian dengan tepat.
  • Kurangi kata JANGAN, terutama pada anak fase pertama karena fungsi otak nalarnya belum maksimal, nanti cenderung anak melakukan yang paling akhir didengar. Tapi, bukan berarti kata jangan itu tidak boleh dipakai sama sekali ya
  • Berkata sebenarnya pada anak dengan kata-kata yang dipahami (sesuai fase tumbuh kembangnya).
  • Menjadi contoh panutan berbahasa yang baikBerkomitmen dengan hati (empati, apresiasi, penjelasan):
  • Berkomunikasi dengan hati yaitu melalui empati, apresiatif,dan tidak memojokkan tapi menjelaskan.

Prinsipnya orang tua tidak tidak berbohong ya. Misalnya, anak bertanya sesuatu dan ayah bunda belum bisa menjawabnya. Ya bilang aja terus terang, “sebenarnya ibu tahu jawabannya tapi masih belum tahu caranya menjelaskannya, ibu belajar dulu ya.”

Pun jika kita ingin anak-anak bisa berkata yang baik kepada orang tua, maka berikan contoh yang baik pula. Ayah Bunda bisa menggunakan 5 kata ajaib berikut ini, tolong, terima kasih, mohon maaf, silahkan, dan permisi.

Berkomunikasi Sesuai Fase Tumbuh Kembang Anak

komunikasi efektif 3

Komunikasi itu kesannya sederhana tapi jika disepelekan bisa mengganggu perkembangan anak hingga dewasa loh bunda. Oleh karenanya komunikasi yang baik hendaknya dilakukan sesuai fase tumbuhkembang anak sehingga terwujud hubungan yang harmonis.

Menurut Bunda Abyz, berikut ini cara komunikasi yang sesuai fase tumbuh kembang anak.

1. Fase Pertama (0 – ±7 tahun)

Berkomunikasi dapat dilakukan dengan penuh apresiasi, bujuk rayu (dirayu-rayu), dan membombong.  Misalnya ayah bunda mengajak anak mandi, tapi anak masih main. Gimana caranya? Ya dirayu donk, misalnya dengan kata “anak pinter, ayo main air sama busa”. Jadi bukan dengan ancaman ya ^_^

2. Fase Kedua (± 7-14 tahun)

Pada fase kedua perlakukan anak sesuai kebutuhannya yang mulai tampak ingin mandiri. Anak-anak pada fase ini ingin dikenalkan dengan aturan, maka pola komunikasinya adalah apresiatif, tegas, dan santun. Ingat ya ayah bunda untuk fokus pada apa yang ingin kita sampaikan.

Misalnya nih, anak-anak lupa mencuci piringnya setelah makan. Ayah bunda tinggal bilang aja “Nah, silahkan dicuci piringnya.” Udah gitu aja dan diulang-ulang sampai anak mau melakukannya.

Hentikan kebiasaan melebarkan masalah seperti, “kemarin gak dicuci, sekarang gak dicuci, kapan mau mandiri?”

Nah, anak jadi malas mendengarkan “ocehan“ayah bundanya kan? Hehehe

3. Fase Ketiga

Pada fase ketiga, bahasa komunikasi yang digunakan adalah apresiatif, tegas, santun, dan gaul.

Gaya Belajar Anak

Ayah Bunda masih ingat tentang teori gaya belajar anak, bukan? Nah, komunikasi dengan anak juga bisa loh disesuaikan dengan gaya belajar mereka agar pesan ayah bunda bisa tersampaikan dengan baik.

Untuk anak dengan gaya belajar visual, saat berkomunikasi ayah bunda bisa mengutamakan kontak mata, mimik wajah, dan memperlihatkan contoh. Berbeda dengan gaya belajar anak auditori, ayah bunda bisa berkomunikasi lewat penjelasan verbal yang detail dan tidak sambil mendengarkan suara-suara lain. Sedangkan untuk anak dengan gaya belajar kinestetik, komunikasi bisa dilakukan sambil memberi sentuhan misal tepukan di pundak dan membiarkannya sambil bergerak.

Berkomunikasi dengan Anak Saat Tangki Cintanya Penuh

Saat melakukan komunikasi dengan anak, agar pesan ayah bunda tersampaikan dengan baik sebaiknya tangki cinta anak terpenuhi. Bagaimana caranya? Dengan cara memenuhi kebutuhan dasar emosi anak yaitu merasa dicintai/disayangi/diterima, merasa aman, dan merasa dipercaya.

Jika tangki cinta anak-anak penuh maka ia akan tampak bahagia, mudah diajak bekerjasama, semangat mencapai potensi terbaiknya. Sebaliknya, jika tangki cinta kurang isi atau bahkan sampai kering, anak-anak biasanya uring-uringan, melakukan penolakan, dan sulit mencapai potensi terbaiknya.

Menurut Bunda Abyz, memenuhi kebutuhan dasar emosi anak bisa dengan menggunakan bahasa cinta yang tepat sesuai type bahasa cinta utamanya. Seperti, melalui kata pendukung, sentuhan fisik, waktu berkualitas, hadiah, ataupun service.

Itu dia tips menjalin komunikasi efektif dengan keluarga, pemaparan materi ditutup oleh Bunda Abyz dengan kalimat berikut.

Orangtua pernah menjadi anak tetapi anak-anak belum pernah menjadi dewasa. Proses mengasuh dan mendidik anak adalah menumbuhkan pola hubungan dan potensi kebaikan pada anak, bukan mendoktrin atau menanamkan bibit baru yang belum tentu sesuai dengan potensi yg sudah ditanamkan oleh Tuhan.

Terima kasih, semoga bermanfaat ^_^

Salam Good Parenting

FaLang translation system by Faboba